Catatan pribadi tentang apa saja

Senin, 30 November 2009

Anggota dewan dan penjual pisang

sebut saja namanya kang amin,sebelum menjadi anggota dewan seperti sekarang ini,ia sering maen ke rumahku,sekedar ngobrol santai bersama ayahku,menikmati secangkir teh hangat,walaupun secara pribadi saya tidak begitu mengenalnya.kata ayahku kang amin sebenernya orangnya biasa aja,ijazah formalnya pun hanya sma saja, tapi dalam organisasi baik itu ormas maupun parpol dia aktif, berbagai kegiatan didesa pasti kang amin aktif dan terlibat. begitulah sosok kang amin begitu di kenal masyarakat desanya.
          dan ketika musim kampanye tiba,kang aminpun sibuk mencari dukungan
kesana kesini,berbagai metode dalam berkampanye ia lakoni,mulai dari metode membagi sumbangan,ikut mensponsori lomba bola voli dan tak jarang pula ia keliling pasar sekedar menyapa dan bersilaturahmi dengan warganyahari itupun kang amin ke pasar,sebenarnya tidak dalam rangka kampanye atau mencari dukungan tapi karena "timing' nya pas dalam masa masa pemilu jadi kesanya kampanye .hanya ingin membeli pisang, dengan di kawal para pembantunya kang aminpun meluncur ke pasar dengan mobilnya.
beberapa pedagang dan warga yang sedang berbelanja melihat rombongan kang amin langsung berebutan menyalaminya,ada yang sekedar iseng kepengen foto bareng , atau beberapa warga ada yang sekedar melihat wajah sang calon anggota dewan itu.

memang tujuan kang amin ke pasar adalah untuk mencari pisang, maka berjalanlah ia menelusuri pasar, sambil sesekali tebar pesona, di lihatnya para pedagang2 itu. dan kaki kang aminpun berhenti tepat di depan lapak penjual pisang, tampak laris sekali si penjual pisang itu, dari kejauhan kang amin mengamati si penjual pisang itu.


" berapa yang ini mas..?" tanya seorang ibu sambil mengelus sesisir pisang
" lima ribu bu.." si penjual pisang pun menjawab
" wah,,kok mahal banget sih,,  tiga ribu aja yah.."
" mau buat siap to bu pisangnya??".. si penjual pisang balik tanya
"..ini untuk anak saya mas,yang masih sakit dan belum boleh makan nasi "..
mendengar cerita dari seorang ibu yang "melas" itu hati si penjual pisangpun terharu dan tanpa di tawar kedua kalinya cepat cepat pisang itu di berikanya.

" saya minta lima sisir kang.." tiba tiba si penjual pisang di kagetkan dengan suara yang ada di depanya, di lihatnya sosok tinggi besar dengan aroma semerbak dari parfumnya, " pasti ini banyak duitnya " gumam si penjual pisang setelah melihat sosok kang amin yang ternyata mau "nyalon " jadi anggota dewan itu, buru buru si penjual pisang itu menyalaminya.
"..loh bapak ngga nanya dulu ini harganya berapa?" tanya si penjual pisang itu
"..harganya tiga ribu to..? seperti yang ibu tadi beli.." ternyata kang amin mendengar obrolan antara ibu ibu tadi dengan si penjual pisang itu.
"..wah..pendengaran bapak sangat tajam sekali, padahal saya tadi liat bapak ngga ada disini ".

mungkin inilah insiting sang anggota dewan,walaupun masih calon, yang peka terhadap suara rakyat ! atau barangkali kang amin rajin ke dokter THT sehingga Telinganya peka terhadap aspirasi rakyat, Hidungnya peka terhadap bobrok masyarakat dan Tenggorokanya bersih sehingga lantang menyuarakan aspirasi rakyat serta staminanya juga terjaga sehingga kalau sidang soal rakyat tidak mudah ngantuk.

"..sudah saya minta lima sisir " kata kang amin sambil menyerahkan uang 15 ribu "
"..wah,, kurang pak, satu sisir lima ribu, jadi harga semuanya jadi 25 rb " kata si penjual pisang
"..loh sampeyan ini gimana sih, ngga konsisten. masa penjual di beda bedakan, ini namanya diskriminasi " kata kang amin yang mulai agak emosi, tapi mengingat dia akan "nyalon " jadi anggota dewan emosinyapun di tahan

ini bukan masalah diskriminasi,tapi soal keberpihakan
ini bukan masalah "5 ribu" nya atau "pisangnya" tapi lagi lagi masalah "keberpihakan"
sekali lagi "keberpihakan". ketika gara gara buah semangka. atau benih coklat orang sampai berurusan dengan pengadilan. dimana kata keberpihakan itu?

'..jadi harga pasnya berapa?" kembali kang amin mencoba untuk menawar,namanya pembeli juga harus di perlakukan sama,walaupun ia akan "nyalon' jadi anggota dewan, tapi kan baru "nyalon" belum jadi..  mungkin itulah pikiran kang amin pada saat itu.
"..lima ribu pak" tegas si penjual pisang, baginya pembeli adalah raja, tapi entah mengapa si penjual pisang itu mengenakan tarif berbeda kepada kang amin.
" ini.." sambil menyodorkan lembaran 50-an , buru buru kang amin langsung meninggalkan pasar dengan di kawal para bodyguardnya langsung menuju mobil.
"...ngeeeeeeeeengggg" ini suara mobilnya kang amin, entah dari jenis mobil apa sehingga suaranya nyaris tak terdengar

" ..loh..??!!?!?" uang kembalianya belum kuberikan... kata si penjual pisang dengan wajah kebingungan
dengan sepeda ia berusaha mengejar mobil kang amin,sebentar bentar ia berhenti untuk mencari informasi kemana arah mobil tadi
dan akhirnya mobil itupun di dapatnya, si penjual pisang hapal betul mobil kang amin, karena di belakang mobil ada stiker besar bertuliskan "PILIH KANG AMIN NOMOR 69". mobil itu masuk ke sebuah rumah
"permisi.." kata si penjual pisang mengetuk pintu
" cari siapa mas? " kata si penjaga rumah
" bapak ada mba?"
"anda siapa"
"saya penjual pisang " kata si penjual pisang sambil menjelaskan maksud dan tujuan kedatanganya
"..oh langsung aja ke bapak, bapak tadi ada di taman, langsung masuk aja lewat pintu samping mas! "
si penjual pisang pun menuruti perintah si penjaga rumah itu, kakinya melangkah ke arah pintu samping yang di katakan menuju ke taman.pintu itu terbuat dari besi mirip dengan teralis jadi dari luar bisa melihat aktifitas yang ada di taman
"...Asssseemmm,,,bajigur,,juangkrik,,wedus,,sialan! gitu aja nawarnya nritik!!! "
 hampir seluruh anggota kebun binatang di sebut sebut si penjual pisang dengan nada emosi dan seketika itu si penjual pisang mengurungkan niatnya menemui kang amin sang calon anggota dewan itu begitu tau kalau pisang yang di beli tadi ternyata hanya untuk pakan munyuk (sejenis anak monyet )




gambar by http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://lasmamartha91

26 komentar:

  1. ok makasih yah,,,langsung ke Tkp nie,,

    BalasHapus
  2. wakakakak...cerina ini ada lucunya, ada nasehatnya..ada hikmahnya, ada pesan moralnya.....wah..lengkap... I like this..wakakakaa

    BalasHapus
  3. hihihi... jadi pengen tau nih gimana wajah si penjual pisang pas tau pisangnya cuma buat makanan hewan?

    BalasHapus
  4. hahahaha... jual pisang ajah pake disambungin ke diskriminasi wkwkwkkwkwwk...

    BalasHapus
  5. >> wilyo..
    *pesan moralnya: kalo ada yg mau jual barang2 bekas jual aja ke anggota dewan..hahaha

    >> mas goe.. jelas wajah si penjual pisang ya kaya pisang,,huehehe

    >> ina..iya dong,, jangankan pisang,, semangka juga kok..xixixi

    BalasHapus
  6. iNi membuktikan bahwa semua org itu sama hanya yg membedakan di dunia adalah jabatan dan kaLau di akhirat nanti amaL saLeh'y....

    BalasHapus
  7. apes tuh si penjual pisang... sabar yak bang...

    eh an, jgn2 lo tukang pisangnya ya??? wkwkwk... maap...

    nais setori an... Siipp...

    BalasHapus
  8. >> fais... betul..betul..betul,klo di akherat mah,ngga ada tuh pejabt anu,pejabat ini smuanya sama ..

    >> affan..klo tukang pisangnya gw,udah gw lempar tuh si anggota dewan..hikz,hehe tengyu dah mampir fan..

    BalasHapus
  9. Oh, kirain para pejabat berebut jualan pisang.
    Hehehe...

    BalasHapus
  10. ho oh an, sama sama yak...

    tp cerita lo ini emang mencerminkan kehidupan sehari2 masyarakat indonesia an...
    (fan.. fan.. ngomong opo to leeee..)

    BalasHapus
  11. Hmmm.....ringan...menggelitik...tapi sarat makna. Itulah ciri khas coretan-mu Aan.
    Keep writing young man. I like your style.

    BalasHapus
  12. >> agus..mana ada pejabat berebut pisang, yg ada berebut kursi,, halah! hehe, mksh kawand dah mampir

    >> affan lagi..gitu ya fan,mo nitip salam ngga buat kang amin..?

    >> mba sharing,, baru keliatan mba, mksh komentarnya yah..

    BalasHapus
  13. si mas aan bisaa ajha...postingannya kerennn...nyindir gaya baru...ha,ha,ha

    keren mas.

    BalasHapus
  14. huehehe mantap ^_^
    jelas dan padat
    artikel yg keren shabatku

    BalasHapus
  15. >> becce and aephobia.. sama2, lagi belajar nulis2 nih, walaupun masih berantakan,, mksh y dah mampir,,

    BalasHapus
  16. Jadi anda 'berpihak' pada siapa? ke penjual, pisang, ke pencuri semangka, pencuri kakao, ke caleg atau ke munyuk?

    Yg jelas salut dg postingan ini. Unik dan menggelitik.. Keep posting, bro..

    BalasHapus
  17. >> Pecinta kuliner..klo saya berpihak ke siapa yah?? emmmm.. tau ah,, hehe mksh komentnya yah..

    BalasHapus
  18. lucu, nyentil, sering2 posting yang kaya ini biar aku baca terus...

    BalasHapus
  19. Duh..dr td siang kiriman komentarku gagal terus.. semoga ini sukses deh...

    Hmm.. jadi lupa td mau komentar gmn.. ? :D
    Pokoknya lucu banget kok mas, masa anggota dewan yg punya banyak duit, beli pisang yg sudah murah aja masih juga ditawar ??? Ga salah klo si penjual pisang akhirnya marah2.. hehehe..

    BalasHapus
  20. postingan yang bagus. nggak cuma asyik di baca tapi juga ada pesan di dalamnya. artikel yang luar biasa keren kawan....

    BalasHapus
  21. salam sobat
    siip banget mas,postingannya,,
    buat menggugah hati nich,,
    karena ada kesan dan nasehatnya

    BalasHapus
  22. >> erwin,, doain aja ya mas,ini jg namanya belajar
    >> mba Lina, komentnya udah muncul dg suksesnya..mksh ya mba..
    >> Nightcrawler..mksh juga udah repot2 mbaca,salam sukses ya
    >> mba Nura..makasih juga mba,salam buat keluarga

    BalasHapus
  23. salam lestari.......
    waaaahhhhh.....
    mantab deh postingannya.........
    bikin aq terkesan nih.........




    Saya memberikan sebuah reward untuk sobat blogger, mohon segera diterima jika berkenan.

    lihat pada link:
    http://www.fullsearching.co.cc/2009/11/award-pertamaku-award-ke.html

    BalasHapus
  24. ceritanya mengena..bagus aku suka.keep posting makasih

    BalasHapus
  25. Back Link yuk.........
    Tukeran Link yuk.......
    kasih tau donk gimana cara setting agar comment ada verifikasinya.......
    langsung kirim jawaban ke http://www.fullsearching.co.cc/

    BalasHapus

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.
Check Page Rank
Copyright © Sekitar Kita | Powered by Blogger
Design by Saeed Salam | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com