Catatan pribadi tentang apa saja

Selasa, 16 Maret 2010

Tragedi Styrofoam

saya sedang bersedih hati,untuk sekedar bersedih tak butuh musibah,kesedihan seperti tamu kata mas prie GS.jika pun hidup ini penuh masalah, toh hari-hariku yang kemarin juga tidak sepi masalah. Lagi pula hidup yang mana yang tidak bermasalah. Tetapi kenapa malam ini, hariku terasa buruk sekali. Tumpukan masalah seperti sambung-menyambung menjadi satu.

Ceritanya, saya membeli nasi goreng dan telur dadar. Setelah siap, saya melihat makanan yang dipesan dan dikemas dalam dua wadah styrofoam. Setelah saya bayar dan dibawa ke rumah, saya terperanjat begitu membuka tas, karena ada cairan yang tumpah. Dalam bayangan saya, tadi mungkin miring, sehingga ada kuah yang tertumpah. Tetapi kemudian ingat kembali bahwa saya hanya memesan nasi goreng dan telur dadar, dari mana cairan ini? Begitu diamati, tampak lebih parah lagi karena ternyata kemasan styrofoam itu berlubang di beberapa bagian karena meleleh. Bahan styrofoam ini ternyata meleleh setelah terkena minyak dari telur dadar yang dimasukkan ke dalamnya pada saat masih panas. Akhirnya karena sudah malam dan lapar tentu saja makanan harus tetap dimakan sebagian saja, yang kira-kira tidak terkena lelehan styrofoam ini. 


Iseng lebih lanjut,styrofoam tersebut kalau diperhatikan maka bagian yang meleleh adalah yang memang terkena panas cukup tinggi. Hal ini ditandai pada bagian yang kontak dengan telur dadar. Untuk panas yang tidak cukup tinggi, yaitu pada wadah nasi goreng, ternyta permukaannya juga di beberapa tempat menjadi semacam berlubang dan tidak rata lagi. Hal ini dapat dibayangkan jika telah terjadi lelehan juga walaupun cuma di bagian permukaan saja. 

setelah nyari tau info di mbah gogle ternyata Kemasan styrofoam itu terbuat dari polimer sejenis polystyrene (PS). Kalau di industri, dikenal sebagai plastik dengan kode angka 6. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang terdiri dari komponen monomer styrene. Styren dapat muncul dari styrofoam yang terbakar atau bahkan saat kontak dengan bahan yang masih panas saat terjadi kontak. Dari beberapa kutipan, diketahui bahwa styrene ternyata sangat berbahaya untuk kesehatan otak, dapat mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah kesehatan reproduksi, pertumbuhan dan sistem syaraf. Styrene adalah bahan yang relatif susah untuk didaur ulang.
Jadi tentu saja dengan pengalaman di atas, maka kita semua harus selektif untuk memilih kemasan makanan. Baik sebagai pembeli maupun sebagai penjual diperlukan kewaspadaan. Kemasan lain yang terbuat dari plastik juga sebenarnya berbahaya juga, walaupun mungkin tidak seperti styrofoam, tetapi juga harus diwaspadai. Kalau masih bisa menggunakan daun pisang maka lebih dianjurkan, Cuma karena kebutuhannya yang akan sangat besar tentu saja juga akan menjadi kendala lagi. Bisa saja pembeli selalu membawa wadah makanan dari rantang logam stainless atau aluminium, atau dapat juga dari jenis plastik yang lebih aman dan kuat panas. Hanya saja seringkali pembeli juga tidak mau direpotkan dengan membawa rantang ini sebelumnya. Cara yang lebih dianjurkan tentu saja adalah dengan memperhatikan panas makanan yang akan dikemas, mungkin dibiarkan lebih dingin terlebih dahulu dan setelah hangat baru dimasukkan ke wadah. Cara ini merupakan pilihan yang paling mungkin diterapkan bagi warung-warung makan.

Hanya saja pembelinya diminta lebih sabar lagi untuk menunggu makanannya jadi lebih dingin. Pada akhirnya tentu saja kita sendiri yang harus memilih, bagaimana caranya untuk dapat selalu hidup sehat. Termasuk dalam hal penggunaan styrofoam dalam kehidupan kita sehari-hari.


40 komentar:

  1. berarti harus bawa piring sendiri kalau mau jajan yang panas panas biar engga meleleh..

    nice info.. mkashyy.. :D

    BalasHapus
  2. daun pisang lebih dianjurkan!

    BalasHapus
  3. waduh gan,jadi pengen beli nasgor ama telur dadar nih. .
    Hahahahaha. .

    met malam ya gan. .

    BalasHapus
  4. iya, aktifis lingkungan rata2 menegaskan agar kita sedapat mungkin gak pake styrofoam krn susah didaur ulang

    BalasHapus
  5. Mantap niy sob, infox..jd tw lo bhan i2 brbhaya..thanks

    BalasHapus
  6. Assalamu'alaikum... Apa khabar? Alam sekali gak ke sini :(

    Enakan kembali ke massa lalu khan? mbeli gorengan bungkusnya daun, ke pasar Pulosari, mbawanya *apa tuh namanya..??* jinjing atau apa githu? lupa :D

    BalasHapus
  7. usul ne buat industri dan pemerintah,
    hahaha..

    kantong plastik diganti sama bahan kartonn,,
    di eropa sana kan ga da yg pake plastik,
    kan plastik berbahaya.
    hmmm

    BalasHapus
  8. apa lagi yg gw tau styrofoam itu tidak bisa diurai...jd kl dah ketelen trus numpuk di dasar lambung jadi penyakit yo bung...

    BalasHapus
  9. sangat bermanfaat infonya,,terima kasih sobat
    oya sob...apabila sobat berkenan saya ingin mengajak sobat untuk sharing tentang SEO di blog saya

    BalasHapus
  10. informasi yang sangat bermanfaat ! terima-kasih sahabat sudah berbagi pengalaman. Salam

    BalasHapus
  11. katanya sih kalo keseringan pake styrofoam kaga' baik untuk kesehatan karena mengandung melamin, mending pake wadah sendiri aj dari rumah spt piring ato mangkok

    BalasHapus
  12. Betul sekali Sob, kita harus lebih selektif dalam memilih wadah makanan, jng sekali-kali pakd syrofoam karena bnyk sekali zat kimia berbahaya yg terkandung di dalamnya..!

    BalasHapus
  13. bahan yang berbahaya....
    mending masak sndiri bro...hehehe

    BalasHapus
  14. lebih baik cari yang aman saja kawan.lebih sehat.haha

    BalasHapus
  15. bener sahabat,sabar aja menunggu dingin..
    orang sabar kan di sayang tuhan..

    BalasHapus
  16. pake daun aja...atau makan ditempat...atau masak sendiri...kesian ya pabrik styrofoam....

    BalasHapus
  17. jalan2 sambil baca informsi terbaru...

    BalasHapus
  18. nice info..
    sy dah follow, ditunggu follow backnya..
    thanxz..

    BalasHapus
  19. Wah,enaknya gak pakai bungkus deh...
    Langsung makan di tempat aja. hehe...

    BalasHapus
  20. wew... akhir2 ini kasus bahaya penggunaan styrofoam sbg pembungkus makanan kan lagi marak2nya. serem juga.

    BalasHapus
  21. Beberapa waktu lalu memang ramai diberitakan tentang bahan2 kemasan yang berbahaya bagi kesehatan, termasuk styrofoam. Ironis, padahal bahan ini sangat banyak kita jumpai. apakah kita semua sudah terkontaminasi ya? mudah2an tidak...

    BalasHapus
  22. sampai detik ini kita sering tak sadar kalau pulang sering membawa makanan yang dikemas di styrofoam. kira2 bahan apa ya yang cocok buat bungkus nasi goreng?

    BalasHapus
  23. info yang sungguh sangat berguna... thanks mas...

    BalasHapus
  24. hihi..namanya nasi goreng styroform sob.. ati2 lho ada kandungan bahaya jg katanya..

    BalasHapus
  25. sugguh membahayakan, btw semata mata ketidak-tahuan saja, akan bahayanya styroform

    BalasHapus
  26. Wah.. padahal dirumah2 makan, styrofoam ini dah bisa jadi pembungkus makanan yang dibawa pulang lho. Tapi aku kok belum mengalami hal yang sama yah ? padahal yang aku beli kapan hari kayak mie goreng masih cukup panas saat dikemas.. Apa ada perbedaan kualitas styrofoam yah ???

    BalasHapus
  27. Styrofoam kliatannya sih kemasannya rapi dan bagus ketimbang bungkusan biasa
    tapi kalo sampe meleleh begitu ya bahaya banget lah..

    tapi mau diganti pake apa?
    pake daun sebenernya bagus
    tapi kalo di kota besar, harga daun lebih mahal ketimbang Styrofoam lho

    BalasHapus
  28. kalau aq nasi bungkus lebih seneng pakai daun pisang daripada pakai Styrofoam

    BalasHapus
  29. Wah bener juga mas,,, ternyata brbahaya juga yah,,,

    BalasHapus
  30. Bner juga mas, kit mesti lebih selektif memilih pembungkus makanan,,,,

    BalasHapus
  31. Makasih mas,,, sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan

    BalasHapus
  32. Makasih mas informasinya, sangat bermanfaat,,,

    BalasHapus
  33. Kok jadi ngeri gitu ya,,,, nagaimana kalau sampe lelehan itu ikut tertelan,,, wah wah,,,kalau bisa memproduksi barang2 pembungkus harus mempertimbangkan faktor buat kesehatan juga,,,

    BalasHapus

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.
Check Page Rank
Copyright © Sekitar Kita | Powered by Blogger
Design by Saeed Salam | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com