Setan itu bernama Medsos
Media sosial
yang kian menjamur seperti facebook,twitter,line,instagram,bbm dan masih banyak
lainya maka sudah menjadi keniscayaan bahwa media sosial menjadi konsumsi
sehari-hari bagi masyarakat banyak,alasanya bisa macam-macam.

Itulah fenomena yang
terjadi akhir-akhir ini,si A menyindir B yang tersinggung si C ,si D
ikut-ikutan baper dan mulai membuat serangan balasan ke si E ,melihat A B C D E setan pun tertawa penuh kemenangan,apakah setan berhenti sampai
disitu? tentunya tidak,maka jebakan setan yang lainpun segera dipasang,mari kita lihat
Kali ini jebakan setan dibungkus dengan baju dakwah dan ibadah,ya
dakwah manis sekali mendengarnya bukan? melalui tulisan-tulisan dimedia sosial yang
katanya ingin mengajak kebaikan,tapi terkadang kerap kita terjebak pada
perangkap sombong karena kita sudah merasa alim ,
Lalu kemudian bagaimana kita
seharusnya menyikapinya?
Sampai tulisan ini dibuat,saya sndiri belum menemukan refrensi atau
panduan atau apapun namanya tentang bagaimana 'bermain" facebook secara syar’i.Facebook sendiri adalah contoh nyata bagaimana situs media sosial ini menawarkan kesenangan yang sesungguhnya adalah kebahagiaan semu,dalam bahasanya karlk mark menjadi orang yang terasing.
akan tetapi ibarat pisau bermata dua,menjadi manfaat tergantung diri kita
Mereka terasing karena
begitu asyik merengkuh Facebook, meski hanya untuk sekedar melakukan
pembaharuan status. Keterasingan itu juga muncul ketika seseorang merasa
tidak “eksis” dan tertinggal ketika dia tidak memiliki aktivitas yang
berkaitan dengan Facebook. Ia kemudian menjadi tidak produktif.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nitanoeris/ilusi-situs-jejaring-sosial-perangkap-globalisasi-dan-kapitalisme-global_5509e0e78133115a71b1e35d
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nitanoeris/ilusi-situs-jejaring-sosial-perangkap-globalisasi-dan-kapitalisme-global_5509e0e78133115a71b1e35d
alay banget lo wkwkw
BalasHapusbener nih,ibarat pisau ..medsoos kan cuma alat :)
BalasHapus