Sms Lebaran (2)
Lain dulu lain sekarang, jaman sudah berubah.
Silaturahmi bisa lewat SMS. Tinggal tulis satu pesan, pilih nomor teman,
kerabat, saudara, KIRIM. That’s OK. Beres.
Suasana lebaran masih terasa sampai saat ini. Berbagai
media masih menanyangkan situasi arus mudik maupun arus balik dari dan
menuju ibu kota. Masih ada beberapa orang yang memakai baju koko baru
dan kaum hawa yang berkerudung kesana kemari sekedar saling berkunjung
dan bersilaturahmi saling bermaafan. "Beberapa orang?" Ya, saya
perhatikan semakin tahun jumlah orang yang saling berkunjung semakin
berkurang.
Lebaran tahun ini seperti lebaran-lebaran sebelumnya di warnai peluk cium melepas rasa rindu dan saling memaafkan antara sanak keluarga melengkapi hari kemenangan. Suara dering handphone berkali–kali terdengar dari saku mereka semua. SMS lebaran! Hampir semua anggota keluarga mengantongi yang namanya hape. Jaman sekarang siapa sih yang gak punya hape?
Meskipun sudah berkali-kali saya juga menerima dan mengirimkan SMS yang sama, tapi baru kali ini terpikirkan oleh saya. Di jaman yang semakin modern ini, apa sih yang gak mungkin? Apa sih yang susah? Bahkan silaturahmi untuk meminta maaf pun bisa lewat SMS. Lalu ke mana nilai kesakralan dari makna silaturahmi?
Kalau dulu silaturahmi dengan berkunjung ke tempat orangtua atau yang dituakan dengan berombongan dari rumah satu ke rumah yang lain. Duduk bersimpuh menghaturkan salam bakti, meminta maaf dengan penuh haru. Kemudian orangtua membagikan lembaran ribuan kepada anak-anak kecil. Lebaran menjadi tradisi yang sangat sakral dan berkesan, dan biasanya ketika sampai saat masuk sekolah tiba, ibu guru Bahasa Indonesia memberikan tugas mengarang cerita liburan lebaran.
Lain dulu lain sekarang, jaman sudah berubah. Silaturahmi bisa lewat SMS. Tinggal tulis satu pesan, pilih nomor teman, kerabat, saudara, KIRIM. That’s OK. Beres. Kadang yang tidak bisa bikin ucapan lebaran, tinggal edit SMS ucapan lebaran yang sudah masuk, tinggal diganti nama pengirimnya. Hehehee….gak kreatif banget. Tapi itulah kenyataannya. Anak kirim ke orangtua, murid kirim ke guru, bawahan kirim ke bos, terus ke mana tradisi menghormati orangtua dengan cara sungkeman?
Ternyata kemajuan teknologi dan informasi juga telah merambah sampai pelosok pedesaan. Luar biasa, anak-anak desa sekarang sudah menenteng handphone, bercuap-cuap di jalan, kirim SMS, bahkan sudah nyambung ngomongin Facebook.
di salah satu desa yang sederhana ketika saya berkunjung ke salah satu family,terdapatlah warnet,tidak terlalu besar memang hanya enam unit komputer yang di susun berhadapan tanpa sekat. Tidak seperti warnet-warnet di kota yang bersekat dan ber-AC. Saya perhatikan banyak anak-anak yang keluar masuk ke warnet tersebut dan bertanya pada operatornya, “Bisa fesbuk-an, mas?”. Saya tersenyum dalam hati, lha wong namanya warnet ya bisa dong.
Lebaran tahun ini seperti lebaran-lebaran sebelumnya di warnai peluk cium melepas rasa rindu dan saling memaafkan antara sanak keluarga melengkapi hari kemenangan. Suara dering handphone berkali–kali terdengar dari saku mereka semua. SMS lebaran! Hampir semua anggota keluarga mengantongi yang namanya hape. Jaman sekarang siapa sih yang gak punya hape?
Meskipun sudah berkali-kali saya juga menerima dan mengirimkan SMS yang sama, tapi baru kali ini terpikirkan oleh saya. Di jaman yang semakin modern ini, apa sih yang gak mungkin? Apa sih yang susah? Bahkan silaturahmi untuk meminta maaf pun bisa lewat SMS. Lalu ke mana nilai kesakralan dari makna silaturahmi?
Kalau dulu silaturahmi dengan berkunjung ke tempat orangtua atau yang dituakan dengan berombongan dari rumah satu ke rumah yang lain. Duduk bersimpuh menghaturkan salam bakti, meminta maaf dengan penuh haru. Kemudian orangtua membagikan lembaran ribuan kepada anak-anak kecil. Lebaran menjadi tradisi yang sangat sakral dan berkesan, dan biasanya ketika sampai saat masuk sekolah tiba, ibu guru Bahasa Indonesia memberikan tugas mengarang cerita liburan lebaran.
Lain dulu lain sekarang, jaman sudah berubah. Silaturahmi bisa lewat SMS. Tinggal tulis satu pesan, pilih nomor teman, kerabat, saudara, KIRIM. That’s OK. Beres. Kadang yang tidak bisa bikin ucapan lebaran, tinggal edit SMS ucapan lebaran yang sudah masuk, tinggal diganti nama pengirimnya. Hehehee….gak kreatif banget. Tapi itulah kenyataannya. Anak kirim ke orangtua, murid kirim ke guru, bawahan kirim ke bos, terus ke mana tradisi menghormati orangtua dengan cara sungkeman?
Ternyata kemajuan teknologi dan informasi juga telah merambah sampai pelosok pedesaan. Luar biasa, anak-anak desa sekarang sudah menenteng handphone, bercuap-cuap di jalan, kirim SMS, bahkan sudah nyambung ngomongin Facebook.
di salah satu desa yang sederhana ketika saya berkunjung ke salah satu family,terdapatlah warnet,tidak terlalu besar memang hanya enam unit komputer yang di susun berhadapan tanpa sekat. Tidak seperti warnet-warnet di kota yang bersekat dan ber-AC. Saya perhatikan banyak anak-anak yang keluar masuk ke warnet tersebut dan bertanya pada operatornya, “Bisa fesbuk-an, mas?”. Saya tersenyum dalam hati, lha wong namanya warnet ya bisa dong.
Saya acungkan jempol kepada teman-teman di desa yang telah menbawa kemajuan teknologi ke desanya. Semoga dengan teknologi tersebut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan dan meningkatakan kualitas sumber daya manusia. Tanpa meninggalkan tradisi dan budaya sebagai bangsa yang saling menghormati dan beretika.
Sampai di rumah, saya nyalakan komputer, iseng saya buka fesbuk. Berpuluh-puluh ucapan selamat lebaran terpampang di dinding, terus kapan silaturahminya
Ha...Ha...Lucu mas,..Serius nich memang betul mas jaman skrg sdh canggih,apapun bisa di lakukan dgn mudah termasuk mengucap kan lebaran lewat sms,namun di tinjau dari segi adat dan tradisi nenek moyang kita,rasa nya kok gak cocok ya memohon maaf lewat tulisan apalagi dengan org yg lbh tua.
BalasHapuskapan-kapan kayaknya..InsyaAllah..
BalasHapussemoga kemajuan teknologi tidak membuat kita memangkas silaturahmi
BalasHapusSalam ukhuwah
Kayaknya silaturahmi memang lebih sip, sms mungkin lebih pas kalau jarak jauh...
BalasHapusMinal aidin wal faidzin
Mohon maaf lahir & bathin
Salam hangat selalu...
kemajuan teknologi bila dipergunakan secara bijaksana dan pada tempatnya tentu akan banyak menghemat segala hal termasuk SMS Lebaran ...
BalasHapuskalo dahulukan pake surat2an..
BalasHapussy nggak dah nggak inget kapan terakhir kirim surat selain surat lamaran kerja :)
BalasHapus@ all..thanks ya,,minal aidzin wal faidzin
KALO BISA YANG NAMANYA TEKNOLOGI JANGAN SAMPAI DIPRIORITASKAN NOMOR SATU. KITA HARUS TETAP MENEMPATKAN TEKNOLOGI SEBAGAI NOMOR DUA. KALO DUNIA TERUS NAROH TEKNOLOGI SEBAGE YANG UTAMA DAN MELUPAKAN "FISIK", NANTI ORANG2 BAKALAN JADI MALES2AN SEMUAH! ^_^
BalasHapuswah, kalo di kampung saya sih emang nggak sah silaturahmi kalo ngga saling berkunjung... sms tetep aja ngga dianggap. hehe
BalasHapusinilah salah satu akibat dari kemajuan teknologi,
BalasHapusyah tinggal kita sendiri yang harus bijak menggunakannya, mana hal yang bisa memanfaatkan teknologi dan mana yang tidak, kalau saya sendiri rasanya akan lebih afdol kalau bersilaturahim secara langsung, akan tetapi waktu dan tempat terkadang mengharuskan kita untuk bersilaturahim"ala kadarnya".., daripada tidak sama sekali kan ?? :D
menurut saya, sms belum dapat menggantikan ucapan hari raya secara langsung. sms sifatnya satu arah dan bisa bias. sebaiknya, tetap disampaikan langsung..
BalasHapus