Mengapa Umat Islam Cenderung Reaktif ?
Suatu ketika saya berdebat dengan seorang teman tentang surga dan
neraka. Ia berpendapat, orang masuk surga karena amalnya. Saya menolak
pandangan itu. Bagi saya, orang masuk surga karena rahmat-Nya. Karena
cakupan pandangan ini lebih etis dan luas, seperti kemahaluasan Tuhan
itu sendiri.
Teman saya masih bersikeras. Katanya, jika menurut pada pendapat saya tentang rahmat Tuhan, berarti sia-sia saja orang beramal shalih. Saya bilang, sama sekali tidak! Mungkin yang sia-sia itu niatnya: ingin masuk surga.
Untuk mendukung pendapat, saya ceritakan sebuah riwayat yang biasa kita dengar. Seorang pelacur masuk surga karena memberi minum seekor anjing yang kehausan. Padahal dirinya juga bernasib sama. Sampai kemudian si pelacur tadi meninggal. Hanya karena rahmat Tuhan lah, yang menentukan nasib pelacur itu. sifat-Nya yang rahman-rahim itu menyelamatkannya dari api neraka.
Continue Reading…
Teman saya masih bersikeras. Katanya, jika menurut pada pendapat saya tentang rahmat Tuhan, berarti sia-sia saja orang beramal shalih. Saya bilang, sama sekali tidak! Mungkin yang sia-sia itu niatnya: ingin masuk surga.
Untuk mendukung pendapat, saya ceritakan sebuah riwayat yang biasa kita dengar. Seorang pelacur masuk surga karena memberi minum seekor anjing yang kehausan. Padahal dirinya juga bernasib sama. Sampai kemudian si pelacur tadi meninggal. Hanya karena rahmat Tuhan lah, yang menentukan nasib pelacur itu. sifat-Nya yang rahman-rahim itu menyelamatkannya dari api neraka.