Mendengar
sederhana sekali mendengar!hal yang sepele tapi tidak semua orang bisa melakukanya,bukan karena ia tuli secara indrawi,tapi sebagian besar orang lebih suka berbicara dari pada mendengarkan orang lain,manusiawi memang ketika sebagian orang memiliki dorongan yang lebih besar untuk mengungkapan perasaan,pikiran,dan kehendaknya dari pada untuk mendengarkan perasaan,pikiran dan kehendak orang lain.
dari dulu kita diajari untuk lebih banyak berbicara dari pada mendengar,masih ingat ketika pertama kali saya duduk di bangku sekolah,pelajaran pertama yang saya dapat adalah bagaimana berbicara yang baik,bukan bagaimana mendengar yang baik..
"ini Budi,.ini Ibu Budi" dan sang gurupun merasa senang dengan metode seperti itu,dari pada misalnya dengan metode mendengarkan cerita guru kemudian menceritakan kembali cerita itu.
kitapun acap merasa lega karena sukses berdiskusi,apalagi bila orang yang kita ajak berdiskusi mengangguk angguk dan bertepuk tangan mendengar pendapat kita, dalam situasi 'terkini" tampaknya masih banyak yang gemar berbicara, sehingga sangat sulit untuk menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah.
selanjutnya Betrand russel,seorang fisuf dari inggris mengatakan :
"...kodrat kita sebagai manusia dianugerahi dua telinga dan satu mulut,maka dengarkanlah dua kali lebih banyak dari pada berbicara .." dengan kata lain kalau kita lebih banyak bicara dan kurang mendengar sama saja dengan menyalahi kodrat ilahi.
Agama pun mengajarkan kepada manusia untuk lebih banyak "membaca",ayat yang pertama turun adalah perintah "bacalah" . kata "membaca" dalam hal ini mempunyai pengertian yang luas yang juga mencakup makna mendengar.
dengan mendengar , orang bisa memahami kemauan orang lain,pemimpin bisa memahami aspirasi yang dipimpin.
mendengar yang sesungguhnya bukanlah sekedar menggunakan telinga,melainkan hati.Dan hanya orang bijaklah yang bisa mendengar dengan hati
dari dulu kita diajari untuk lebih banyak berbicara dari pada mendengar,masih ingat ketika pertama kali saya duduk di bangku sekolah,pelajaran pertama yang saya dapat adalah bagaimana berbicara yang baik,bukan bagaimana mendengar yang baik..
"ini Budi,.ini Ibu Budi" dan sang gurupun merasa senang dengan metode seperti itu,dari pada misalnya dengan metode mendengarkan cerita guru kemudian menceritakan kembali cerita itu.
kitapun acap merasa lega karena sukses berdiskusi,apalagi bila orang yang kita ajak berdiskusi mengangguk angguk dan bertepuk tangan mendengar pendapat kita, dalam situasi 'terkini" tampaknya masih banyak yang gemar berbicara, sehingga sangat sulit untuk menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah.
selanjutnya Betrand russel,seorang fisuf dari inggris mengatakan :
"...kodrat kita sebagai manusia dianugerahi dua telinga dan satu mulut,maka dengarkanlah dua kali lebih banyak dari pada berbicara .." dengan kata lain kalau kita lebih banyak bicara dan kurang mendengar sama saja dengan menyalahi kodrat ilahi.
Agama pun mengajarkan kepada manusia untuk lebih banyak "membaca",ayat yang pertama turun adalah perintah "bacalah" . kata "membaca" dalam hal ini mempunyai pengertian yang luas yang juga mencakup makna mendengar.
dengan mendengar , orang bisa memahami kemauan orang lain,pemimpin bisa memahami aspirasi yang dipimpin.
mendengar yang sesungguhnya bukanlah sekedar menggunakan telinga,melainkan hati.Dan hanya orang bijaklah yang bisa mendengar dengan hati
pertamax..... g ya..... kalau aq seneng bgt jd pendengar karena dg mendengar kita bisa memahami perasaan orang lain
BalasHapusBetul juga nie sob,,,,
BalasHapusq simpen buat nambah ilmu...
sekaligus praktek...
thanks,,
"...kodrat kita sebagai manusia dianugerahi dua telinga dan satu mulut,maka dengarkanlah dua kali lebih banyak dari pada berbicara .."
BalasHapusHmm... bener juga yah..
Nice artikel nih... keep posting yah..
Kita diberi 2 telinga dan 1 mulut oleh Allah agar lebih banyak mendengar daripada berbicara
BalasHapusdiam itu emas, mendengarkan berarti menghargai
BalasHapusdan mendengarkan jauh lebih bagus karena menyerap, bukan mengeluarkan
salam sobat
BalasHapusartikelnya penuh pencerahan jiwa
memang benar mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara,,,lebih baik diam kalau tak berbicara yang bermanfaat bagi orang lain.
merenung....
BalasHapusbetul ya mas aan...
terkadang kita maunya didengarkan tapi tidak bersedia mendengarkan orang lain...
makasih mas atas postingannya.
sip postingannya
BalasHapusmendengar memang sangat penting untuk kita lakukan apalagi jika kita adalah pembangun hubungan. Sangat penting untuk mendengar. Jangan hanya mau didengarkan. Seorang pembangun relasi pasti mengerti apa yang diinginkan oleh orang lain . .. so just do it . .
BalasHapusnice post. mendengar itu emang penting..sbg timbal balik kalo kita mau di dengar. huhu..thanks for sharing :) visit me sometimes
BalasHapusoh yah lupa..kalo berminat tukaran link kabar2in yah..he eh..thankssss
BalasHapusemang seringkali berbicara itu lebih asyik ketimbang berusaha mendengarkan perkataan orang lain... thanks sharingnya mas...
BalasHapus@ ALL... saya ucapkan terimakasih telah mengunjungi dan memberi komentarnya, saya absen dulu ya..
BalasHapusRizky2009,hss-info,mba Lina Marliana,Muchlisin,secangkir teh dan sekerat roti,mba NURA ,bung becce_lawo,Dunia Ifat,The SUNRISE,richarie ,mas albertus goentoer tjahjadi ,BUJANG SUSAH ..
smoga sukses slalu
amin
ketahuilah..senjata yang paling tajam adalah lidah men..
BalasHapusjd sedikitlah berbicara dan banyaklah mendengar,tpi bukan berarti tidak berbicara sama sekali..
ntar kalo di ajak ngobrol mlh bingung lagi orgnya,soalny cuma diem aja..
haha...
Nice post :D
@ sobat Phuad, salam kenal sebelumnya makasih dah mau mampir dan memberikan komentarnya.. btw klo di ajak ngobrol ya harus njawab dong..:f betul yang dikatakan sobat, lidah itu tajam jangan sampai terluka olehnya..
BalasHapussalam