kalo ngga Lulus berarti Jujur?
Kadang-kadang
saya miris dengan logika yang dipakai oleh para pejabat tinggi di
negara tercinta ini. Kalau dilihat secara lahiriah, mereka kan
orang-orang pinter. Tak sedikit yang bergelar professor doktor dan
segala macam attribut atau titel kesarjanaan lain (sampai puanjaang
sekali). Juga mereka kan dipilih oleh Presiden
atau lainnya dengan menggunakan protap dan fit and proper test yang
serius. Tetapi kalau didengar bagaimana mereka membuat statemen,
rasanya siapapun yang punya nalar sehat pasti malu, karena logikanya
benar-benar jeblog!
Salah satunya adalah statemen yang baru saja
dikeluarkan oleh pejabat tinggi dari Mendiknas (saya tidak tahu apakah
menterinya sendiri atau dari eselon satu atau dua) menyikapi menurunnya
jumlah anak yang lulus UNAS. Katanya, "melonjaknya siswa yang tidak
lulus UN menunjukkan tingkat kejujuran yang tinggi."Bagi saya, ini
sama dengan menyatakan bahwa naiknya kemiskinan di republik Indonesia
menunjukkan bahwa tingkat ke "zuhud" an orang Indonesia
meningkat. Dan karena itu, baik turunnya angka kelulusan maupun
kemiskinan, itu secara moral adalah baik! Inilah yang saya katakan
sebagai logika jeblog yang dipakai oleh pejabat tinggi negara, hanya
karena tidak mau bertanggungjawab dan merasa sudah benar.
Menurut
hemat saya, pejabat yang seperti ini sudah jelas-jelas melakukan
kriminalisasi terhadap nalar dan melakukan pembodohan serta kebohongan
publik kelas tinggi. Alih-alih dia mengakui bahwa kualitas penalaran
anak-anak sekolah di negeri ini memang makin menurun, justru ia
mengalihkan masalah dengan mencari-cari justifikasi moral yang sangat
tidak pada tempatnya. Sudah sepantasnya bahwa pejabat yang membuat
statemen ini perlu diperiksa kewarasan mentalnya, di samping
kemampuannya dalam penalaran. Saya pun tidak akan terlalu heran, kalau
misalnya, setelah diselidiki pejabat semacam ini seringkali melakukan
manipulasi, bahkan termasuk karya ilmiah yang dimilikinya (kalau dia
punya titel akademis). karena tidak mungkin dengan modal kemampuan
nalar seperti ini seseorang bisa ,manjadi pejabat negara yang cukup
tinggi sehingga diserahi tugas sepenting itu (semoga saya salah!)
Herry Akhmadi Wakil Ketua Komisi X DPR (Komisi Pendidikan), saya kira terlalu sopan dengan kritiknya kepada pejabat tersebut.
Seharusnya dia menuntut agar pejabat tersebut segera diberhentikan
dengan tidak hormat segera, karena telah melakukan pelecehan terhadap
negara, bangsa dan nalar sehat. Bagaimana mungkin kita akan bisa
memperbaiki mutu pendidikan nasional atau bahkan meningkatkannya, jika
orang yang yang ditempatkan sebagai penanggungjawab hanya seorang yang
nalarnya jeblog? Sungguh sebuah kemubadziran dan kesia-siaan yang maha
hebat yang telah dilakukan oleh para pemimpin bangsa kita!
====================
source: http://www.detiknews.com/read/2010/04/25/153823/1345007/10/statemen-siswa-tak-lulus-un-bukti-jujur-hanya-alasan-saja
foto by http://www.facebook.com/home.php?#!/notes/cak-ripin-kartun/hukum-tidak-berlaku-bagi-pemerintah/10150181716125171
Pendidikan kita menghasilkan kebohongan baik itu siswa, pendidik, maupun orangtua, dan termasuk saya yang menginginkan anak saya lulus!
BalasHapusMaafkan kami ya Allah, yang sedang pesta kebohongan!
Pemerintah sih mau seenaknya aja menetapkan suatu aturan. Gini nih akibatnya klw pemerintah nggak ngerti dan nggak mau tau persoalan rakyatnya...
BalasHapusKita cuma bisa berharap...dan mudah2an Indonesia yang lebih baek, bukan hanya dalam mimpi....
nice post gan...
^__^
inilah potret pejabat negara kita,dimana kalau sudah menyangkut tanggung jawab moral dan profesionalisme terhadap bidang pekerjaan yang dilakoninya,apabila terjadi suatu dilema maka akan mencari celah2 utk "pembenaran",meskipun itu paradoks sekali...
BalasHapusSebagi guru di pelosok, saya malah setuju dengan logika itu sob (melonjaknya siswa yang tidak lulus UN menunjukkan tingkat kejujuran yang tinggi). Tapi tidak sependapat dengan logika tentang kemiskinan.
BalasHapusPara pejabat bid. pendidikan meskilah introspeksi, itu yang pasti, dan janganlah mengeluarkan dulu statment yang belum apa2 membela diri, dan terkesan lepas tangan, malah merasa berhasil dengan menganggap ini peningkatan, kejujuran siswa dalam ujian..
BalasHapusPengenx menerapkan standart kelulusan kaya negri tetangga, tapi tdk dbarengi dlm bidan pendidikan, sdm ..di indonesi kebnyakan org pinter ;-)
BalasHapusterus terang, saya termasuk pendukung Ujian Nasional, sebagi sebuah upaya meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Tetapi kalau Logika diatas yg di pakai, pastilah kedodoran dalam melaksanakan program ini. Sayang banget!
BalasHapuskalo logika diatas yg di pakai berarti UN selama ini memang dibuat sengaja untuk nggak perlu jujur spy angka kelulusan tinggi, demi kesan suksesnya program UN.
dan sy mengangkat tema ini krn di komentarin anggota DPR yg membidangi soal pendidikan..liat link terkait,
Belum tentu juga. Bisa jadi ada yang tidak lulus padahal dia sudah tidak jujur. Yang paling baik tentu menggabungkan keduanya: akhlak yang baik dan kecerdasan yang tinggi. Hasilnya: lulus dengan cara yang jujur.
BalasHapusSalam ukhuwah
Saya suka nih pembicaraan begini.
BalasHapusDisini saya sebagai pihak yang mengikuti langsung ujian nasional kemarin.
Kalo dilihat pejabat tersebut memang cuma cari2 alasan untuk lepas tanggung jawab.
Suasana ujian di sekolahan saya(nggak tahu sekolahan lain) bisa dibilang sangat tertib, HP dikumpul, pengawas ketat, ada wartawan masuk2 kelas, bahkan pejabat dinas pendidikan pun datang(kebetulan sekolahan saya jadi acuan UN dikota saya).
Jadi tidak mungkin mereka bisa nyontek, komunikasi, atau semacamnya dengan pengawasan seperti itu.
Kalaupun ada yg mendapatkan kunci jawaban sebelum un dimulai, itu pun tidak bisa menjamin, banyak kunci jawaban yang sengaja disebar pihak2 tertentu untuk mengacaukan un.
Jadi, mungkin justru yang tidak lulus itulah yang tidak jujur, karena mendapat kunci jawaban yang ngawur tanpa dipikir dulu kebenarannya langsung disalin di lembar jawaban.
UN sebetulnya tak cocok di terapkan, lagipula gak lulus itu jujur? nggak banget tuuh
BalasHapusheran aja sama pemerintah yang tetep mengadakan UN padahal udah jelas di batalkan oleh MA dan di pekuat oleh MK
kalo gak lulus berarti jujur. bener juga sih.. soalnya kebanyakan malah lulus karena dpt bocoran. ckckck, parah banget sih nih dunia..
BalasHapusnice post
jessica
Pejabat yang berkata seperti itu pastilah pejabat "YANG TIDAK JUJUR", seharusnya koreksi dirilah, kalau sampai 100% tidak lulur, maka dipastikan ada yang salah pada tenga pendidiknya. Salam
BalasHapusstatemen yang seharusnya tidak terlontar, hanya menunjukkan "kebodohan" dan "ketidak-tahuan" sungguh sangat ironis !!!
BalasHapusBingung aku hal ini yang jujur akan hancur apa gimana ya , tapi kenyataanya kalao jujur 2 tuh akan gak lulus he he
BalasHapuskalo nggak lulus bisa berarti macam-macam ternyatanya ya...
BalasHapussedihnya
kalo masih percaya Tuhan...jangan percaya penjabat
BalasHapuspernyataan yang dilontarkan emg ada benernya juga sih..heheeee
BalasHapusada2 aja tuch mendiknas..
BalasHapuskeren gambarnya cuy..
BalasHapuslepas tangan seenaknya saja ya sob
BalasHapustidak mau bertanggung jawab