Catatan pribadi tentang apa saja

Senin, 05 April 2010

Kita adalah orang-orang yang menunggu

foto hanya ilustrasi,gw comot dari miaw world
Saya merasa aneh setiap melihat tukang tambal ban.bukan lantaran karena hari ini motor saya bocor lebih dari satu kali tapi  Amatilah, jika sedang tidak ada kerjaan, tukang tambal ban ini pasti memandang kejauhan, kadang kosong dan menerawang. Ada berjubel imajinasi di kepalanya, tapi hampir satu yang pasti, datangnya ban bocor adalah soal yang paling dia bayangkan. Dan fakta bahwa orang ini sudah bertahun-tahun menjalani profesinya, adalah bukti bahwa ban bocor itu setiap hari ada. Dan bahwa ada ban yang selalu dibocorkan oleh keadaan hanya untuk memberi rezeki orang ini saya kira jauh lebih ajaib katimbang Candi Borobudur dan Air Terjun Niagara.

Itulah kenapa menunggu adalah kegiatan yang menakjubkan saya karena ia adalah bentuk usaha tertinggi yang bisa dilakukan manusia. Apa yang bisa kita kerjakan selain menunggu? Benar ada seminar, ada motivasi, ada kursus ketrampilan, kursus kepribadian, manajemen cepat kaya dan sebagainya. Tetap setelah semua itu dilakukan, pekerjaan terakhir tak ada. Menunggu itulah akhirnya.
Seluruh dari kita ini tak lebih dari kaum penunggu. Maka di dalam caramu menunggu itulah terletak martabat hidupmu, begitu nasihatku kepada diriku. Tukang tambal ini, akan saya anggap gugur mutunya jika sambil menunggu ia ternyata menabur-naburkan paku di lokasi terentu. Sambil menunggu dagangannya laku, seorang pedagang memang bisa merekayasanya dengan cara memfitnah pesaingnya atau malah mensabot usahanya.

Sambil menunggu kekuasaan datang kepadanya, seorang politikus Lokal menjelang pemilu Kada(L) memang bisa melancarkan kampanye hitam untuk kompetitornya. Tetapi saya pasti tidak sedang bicara tentang orang-orang seperti itu karena kepada mereka telah disematkan status yang jelas; kaum rendah perilaku. Tapi saya pasti sedang bicara tentang seorang tukang tambal ban yang ketangguhannya setara dengan burung-burung yang pagi terbang petang pulang dengan tembolok kenyang. Yang dilakukan burung ini hanya sebatas terbang dan ia tak peduli apakah bursa saham anjlok cuma gara-gara kasus Gayus . Yang dia lakukan tukang tambal ini tak lebih hanya duduk menunggu tanpa peduli apakah apakah Honda dan Toyota masih akan memproduksi mobil-mobil mereka ke Indoneisa. Yang dilakukan orang ini hanyalah satu: menunggu.

Tetapi di dalam saat menunggu inilah terletak dialog paling intensif antara manusia dengan keterbatasannya. Maka menunggu, sesungguhnya adalah kegiatan yang harus dilakukan dengan gembira, karena itulah saat paling menguji mutu kita sebagai manusia.


 

23 komentar:

  1. sumpah,saya suka bgt artikelnya gan !!! banyak yg patut di renungkan di dalamnya !

    BalasHapus
  2. Kesabaran menunggu membawa rejeki untuk mereka! Didepan tempat kerjaku ada tukang tambal ban 24 jam, kadang sampai tertidur di kursi panjang! Keuletannya, pernah kutanyakan dapat berapa perhari, diatas Rp 50.000,-. Allah Maha Adil dan Maha memberi!

    BalasHapus
  3. Pekerjaan yang mulia, dan membuat gembira bagi yang bannya kempes diperjalanan!

    BalasHapus
  4. yups nice,,
    imagenya bagus thu,,hahha
    dr miauu kan,,,!
    lucuuu,,,

    semangat..

    BalasHapus
  5. perenungan yang sngat bermanfaat.....

    BalasHapus
  6. Kadang kita berprasangka buruk terhadap profesi ini, seperti pekerjaan lainnya ada yang menggunakan trik kotor dengan memasang paku dan banyak juga yang polosan. Bagaimanapun kita pasti membutuhkannya suatu saat dan positif thinking jalan yang terbaik!

    BalasHapus
  7. Artikel yang menarik sekali untuk kita renungi bersama. Kita juga sedang menunggu yang setiap manusia akan mengalaminya. Dalam menunggu kita diuji dengan 'soal' yang mudah sampai cukup memusingkan kepala. Kita tertawa, gembira, senang, susah, jengkel, sayang, bangga, dan seterusnya. Kisah seorang tambal ban dalam menjalani kehidupannya bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi kita dalam menangkap makna hidup ini.

    BalasHapus
  8. HUUUAAAAAHHH... dalem banget perenungannya bro. Suka am artikelnya *acungin 4 jempol*

    BalasHapus
  9. luarbiasa.. emang bener gan.. menunggu adalah pekerjaan yang luarbiasa, klo bisa ngisi waktu menunggu dengan positif mengapa ngak.. akan jauh lebih bermakna dari apapun..

    BalasHapus
  10. hahaha institut tambal ban.....ada-ada aja deh.....salam knal sobat...ini kunjungan pertama

    BalasHapus
  11. Kunjungan malam sob ..
    Saya suka ama postingan ane ...

    Keren, kasih jempol akh ,,, :q

    BalasHapus
  12. Brkunjung sob, artikel menarik ny ;-), yg baca dbuat turut brpikir, tp satu yg pasti trkadng tdk kita sadari..bhw kita sll menunggu ajal menjemput..salam ;-)..

    BalasHapus
  13. Menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan...

    BalasHapus
  14. menunggu sambil nambal ban...gimana caranya ya?

    BalasHapus
  15. memang benar sahabat menunggu adalah pekerjaan yang sangat menjenuhkan, bila orang bisa menunggu dengan keceriaan adalah suatu hal yang istimewa.

    BalasHapus
  16. penipu dan yang tertipu kadang juga samar ya....:n

    BalasHapus
  17. mas Aan punya potensi sbg penulis, suatu masalah yg biasa bisa dikemas dengan begitu menarik. Salam

    BalasHapus
  18. Tiap pagi perhatiin ibu penjaga ITB di jalan alternatif masuk kawasan MM2100, bagaimana setiap pagi menunggu pelanggan...menunggu...menunggu...terkadang ada juga pelanggan yang sedang ditambal bannya yg bocor. Tapi untuk ukuran seorang ibu2 menambal ban itu berat kan?...Aan sibuk berat ya sekarang....

    BalasHapus
  19. Kalo sabar menunggu pahalanya besar lho..

    BalasHapus
  20. siapa bilang menunggu itu menjemukan...gw malah sangat menikmati suasana menunggu...menunggu berarti ada waktu tuk membiarkan imajinasi kita liar berkelana...

    BalasHapus
  21. terkadang menunggu meski membosankan tetap lebih baik karena dibalik itu selalu ada pengharapan

    BalasHapus
  22. Ya, menunggu adalah monolog keheningan yang mampu memberikan jarak antara harapan dan kenyataan...

    Sepakat dengan postingan ini, Mas...

    BalasHapus

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.
Check Page Rank
Copyright © Sekitar Kita | Powered by Blogger
Design by Saeed Salam | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com