Makan Nasi gorengnya di tunda dulu Mr...

saya lagi panik..bukan karena Obama tidak jadi datang ke Indonesia,tapi karena masalah klasik biasa seorang bloger amatiran,seperti yang anda lihat di blog ini disamping kolom sidebar ada ruang kosong yang bagi saya sangat mengganggu,dan ini masalah bagi saya,untuk itu  saya mohon master harus bertanggung jawab terhadap templte blog ini..hehe

tapi kalo ada yang panik karena Obama tidak jadi datang,biarlah saya ingin komentar sedikit mengenai hal itu.Saya kira semua orang sudah memahami bahwa Presiden Barack Obama menunda kedatangannya sampai dua kali adalah karena masih belum terselesaikannya masalah RUU Jamkesnas (National Health Care Bill) di Konggres AS. Jadi suka atau tidak, Presiden Obama pasti akan memprioritaskan urusan domestik ketimbang urusan kunjungan kenegara sahabat. Apalagi kalau negara sahabat itu bukan termasuk negara prioritas dalam strategi  AS saat ini Saya masih tetap yakin bahwa Indonesia tidaklah terlalu penting dalam radar politik global AS sehingga harus menyita konsentrasi Presiden Obama yang masih belum tenang dengan voting di Kongress soal RUU Jamkesnas itu.



Jusuf Wanandi yang menulis di Kompas menggebu-gebu menanggapi arti penting Indonesia dengan kunjungan Obama ini. Bagi saya artikel itu menjadi semacam lelucon karena sama sekali tidak memperhatikan realpolitik AS terhadap Indonesia. Menurut hemat saya, selagi Indonesia tidak mampu beperan aktif dalam bingkai global yang memberikan dukungan terhadap AS (politik, ekonomi, keamanan, budaya) maka posisi Indonesia tidak akan lebih besar ketimbang, katakanlah, Thailand atau Malaysia, dan Filipina. Bahkan untuk hal-hal tertentu Filipina masih akan dipandang "lebih" oleh AS, setidaknya karena pasukan AS masih ada yang bercokol di Mindanao membantu Pemerintah Manila menanggulangi gerakan separatis Islam di sana.

Walhasil, ketika Gedung Putih "mengajukan" jadwal kunjungan menjadi Maret, dan ternyata banyak reaksi kurang positif di negeri ini dan malahan ada penggerebekan teroris di Aceh dan Pamulang, tampaknya segera diambil keputusan untuk "balik kucing" ke jadwal semula. Itupun saya yakin sifatnya tentatif, tergantung apakah Obama berhasil atau tidak memenangkan RUU yang menjadi janji kampanye terbesar Presiden kulit hitam pertama tersebut. Jika RUU tersebut nanti berkepanjangan maka bukan tidak mungkin kunjungan juga akan ditunda lagi.

Prioritas politik dalam negeri AS terlalu penting untuk dikalahkan oleh kunjungan luar negeri, apalagi ke negara yang, menurut mantan Menhan Juwono Sudarsono, bukan negara prioritas baginya!. Mungkin bagi mereka yang anti Obama di negeri ini, berita ini bakal menjadi berita kemenangan di telinga mereka. Bagi Pemerintah SBY, saya kira hal ini harus disikapi secara arif, dalam arti bahwa kunjungan yang sangat penting bagi gengsi negeri ini memang harus terjadi tetapi tanpa memberikan time frame yang ketat. Kita bersikap sebagai tuan rumah yang baik saja, menunggu kapan sang tamu siap untuk hadir. Bereaksi negatif terhadap dua kali penundaan tidaklah akan memberi manfaat apa-apa. Lebih penting jika dalam menunggu kedatangan sang tamu, kita sebagai tuan rumah melakukan berbagai tindakan yang dapat menunjukkan perhatian kita terhadap masalah-masalah konkret yang dihadapi negeri ini: pemberantasan kemiskinan, pemberatasan korupsi, dan peningkatan kesejahteraan rakyat kecil. Kedatangan Presiden Obama bisa ditunggu. Tidak demikian dengan kondisi keterbelakangan rakyat kita. Tak sulit untuk memahaminya, bukan?

*mimpi tentang nasi goreng indonesia sementara di tunda dulu Mr Obama..