Berebut kebenaran
Kita umpamakan kebenaran itu sebagai tulang.tulang bagi anjing itu baik,karena itu memang makananya,tapi ketika makanan itu di perebutkan yang terjadi adalah perkelahian,cakar cakaran,bahkan saling gigit dengan tujuan mendapatkan tulang trsebut,yang terjadi kemudian adalah tulang yang tadinya baik menjadi tidak baik karenan proses untuk mendapatkanya penuh dengan cara cara yang hina,saling menjegal.
itulah yang menurut saya terjadi akhir akhir ini,kalau kita simak pemberitaan beberapa bulan terakhir yang berkembang di media masa baik cetak maupun elektronik dan juga media online,kita akan disuguhi pemberitaan yang bagi saya seperti kita "berebut tulang" kebenaran.Kasus perseteruan KPK dan POLRI kemudian ada Kasus Antasari,Century dan yang masih hangat insiden penyerangan kantor sebuah LSM,dari semua kasus kasus ini memaksa kita untuk berkerut dan berpikir "..
yang benar mana yang salah mana..?" dan pada akhirnya kita mengklaim mempunyai kebenaran menurut versi masing masing, kebenaran versi Amtasari dan pengacaranya vs kebenaran versi penuntut dan hakim,kemudian untuk kasus Century ada kebenaran versi Pansus vs kebenaran versi pemerintah dalam hal ini Budiono cs, dan yang terakhir kitapun di buat untuk bertanya tanya kebenaran versi mana apa polri atau kebenaran versi sejumlah aktivitas LSM itu,,menurut versi POLRI itu kriminal murni dan menurut sejumlah pengamat insiden penyerangan ini lebih berbau "politis" (detik.com )
yang benar mana yang salah mana..?" dan pada akhirnya kita mengklaim mempunyai kebenaran menurut versi masing masing, kebenaran versi Amtasari dan pengacaranya vs kebenaran versi penuntut dan hakim,kemudian untuk kasus Century ada kebenaran versi Pansus vs kebenaran versi pemerintah dalam hal ini Budiono cs, dan yang terakhir kitapun di buat untuk bertanya tanya kebenaran versi mana apa polri atau kebenaran versi sejumlah aktivitas LSM itu,,menurut versi POLRI itu kriminal murni dan menurut sejumlah pengamat insiden penyerangan ini lebih berbau "politis" (detik.com )
kalau begitu bagaimana dengan hukum kita?
hukum yang ada seolah olah di buat tanpa tanda titik,semua koma sehingga semua orang berhak menafsirkanya dengan tafsiran sendiri pula.
Lalu dimanakah kebenaran yang bisa diterima secara Umum/universal?
kalau saya boleh menganalisa lemahnya hukum yang di buat manusia pada dasarnya karena manusia itu sendiri tak pernah sempurna,sehingga manusia masih mencari kebenaran.syukurlah kalau memang masih mencari kebenaran bukan berebut kebenaran.Dalam Al Qur'an sendiri ditegaskan untuk berlomba lomba dalam meraih kebenaran (fastabiqul khoirot).dalam Lomba walau ada kesamaan dengan berebut yakni sama sama ingin "memiliki",tapi perbedaan yang mendasar adalah dalam lomba disana ada sejumlah peraturan peraturan yang harus ditaati oleh semua pemainya,disana ada sifat sifat sportivitas dan jiwa satria.Sungguh menyedihkan di negara yang menganut asas ketuhanan kini tengah berlangsung "perebutan kebenaran". tidakah mereka menyadari bahwa kebenaran di negara ini seakan akan di cari dengan mengaisnya di dalam serakan sampah sampah keburukan
negeri kita tuh negeri abu2,tidak ada hitam dan putih,nilai2 menjadi kabur,pedoman2 nyaris tak ada yang ada hanya pidato2 dan teks2 diseminar entah itu berupa UU,peraturan pemerinth atau apapun seringkali tidak bisa diterapkan di lapangan karena yang berlaku di sana adalah prinsip abu2..
BalasHapus(gun's dari fb)
saya juga bingung dengan sobat ama pemerintahan sekarang,,,
BalasHapusnurani yang terbelenggu""""
kasihan SBY nya,,
semakin pusing...
dah nasib jd presiden yaa...
o yaaaa,, happy valentines yaaa,,
salam,,
Ga sadar2 juga mereka ya? kalau yang direbutin tuh cuman sebatang tulang....:20
BalasHapuscuma numpang baca2 samnbil berkomentar
BalasHapussalam kenal
kalo di dunia kebenaran bersifat relatif bro...tapi kalo di akhirat ntar kebenaran bersifat mutlak dan tanpa kompromi...
BalasHapusKebenaran itu adalah pendapat dari pihak yang menang, sekalipun hal itu salah.
BalasHapusYah ... begitulah, ... masih jarang sekali orang-orang dinegara kita yang mencari kesalahan diri sendiri, dan melihat kebenaran pada orang lain. Yang terjadi adalah sebaliknya ....
BalasHapusmenurut Ogut kinerja pemerintahan sekarang ini perlu d'daur ulang dari mulai Pejabat sampe yg paling bawah, kenapa?? kita liat saja contoh kasus yg d'posting barusan, Benar-beNar nga berperikemanusiaan!!! yg benar menjadi salah yg salah d'benar-benarin.
BalasHapuskebenaran itu ada buat orang yg berduit
BalasHapusSebagai negara hukum, pastinya hukum lah yang dipakai dalam masalah dalam hidup berbangsa dan bernegara. Tapi kekawatiran juga ada, bahwa peraturan dibuat cenderung untuk kepentingan kelompok tertentu, dan bukannya untuk rakyat. Semoga yang memiliki jabatan dan wewenang menyusun peraturan juga membaca ini dan bener-bener memperhatikan aspirasi rakyat di negeri tercinta ini.
BalasHapuspusing jg niy klo ngikutin berita" itu, msh lom jelas jg mana yg bner mana yg salah, palagi hukum peradilan kita masih bisa "dimainin", :41
BalasHapusjd inget wktu ad sodara yg tpaksa berurusan dgn pngadilan kmrn..
iya mas... bingung saya sama pemerintah dan juga politik... heheh
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHmmm...mo protes ach...!!
BalasHapusMasa iya menganalogikan kebenaran dengan 'tulang'. Mbok y dgn sesuatu yg lebih berharga dong.... Berlian misalnya... wa ka ka....
just kidding...
Anyway...kebenaran mutlak hanya ada d yaumil akhir... Di dunia ini semua serba relatif
salam sobat
BalasHapuswah setuju mas,,kalau berebut kebenaran.
biasanya berebut kekuasaan, harta dll.
Aku sendiri akhir-2 ini seringa tak paham dengan berbagai berita saat ini.
BalasHapusAku tak tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Sebagai rakyat.., aku jadi tak tahu lagi kepada siapa aku dapat percaya di negeriku sendiri?
Andaikan diantaranya ada yang mau mengalah dan mau mengakui kesalahan.. mungkin bisa dengan mudah kita saling hidup rukun tanpa adanya perselisihan.
BalasHapusrasane yen tek rasak-rasak'ke yo keroso yo...asemtenanik...:20
BalasHapusmungkin stock kebenarannya sedikit kali mas, jadi buat rebutan.
BalasHapusyg diatas saja saling sikut bagai mana mau mengurus negara.
BalasHapusSetuju sahabat, kebenaran yang hakiki itu hanyalah milikNYA, namun tentu saja ada kebenaran secarauniversal sesuai aturan2 yg telah dibuat dan etika yang berlaku di masyarakat. Good Posting.
BalasHapussebenarnya kita harus bergembila bila memang keneran yang diperebutkan, akan tetapi hemat saya pembenaranlah yang diperebutkan dan bukan kebenaran. Salam
BalasHapusMantab bos analisanya :39:
BalasHapusKeadilan setinggi-tingginya hanya milik Tuhan.
@ all,,makasih atas kunjungann dan komentnya,,jadi kesimpulanya kebenaran yang mutlak hanya milik-Nya,kita di dunia hanya di tuntut untuk ikhtiar mencari keadilan,,selebihnya serahkan pada-Nya,
BalasHapusthanks all,,:27
hik hik..politik itu panggung sandiwara
BalasHapusMencari kebenaran di bumi ini emang ga mudah, hukum yang bikin manusia, manusia juga gampang tergoda oleh harta, maka yg benar bisa jadi salah, dan yang salah bisa jadi benar.. Lihat aja, banyak kasus yg menjadikan orang tak bersalah menjadi korban, sementara yg jelas2 bersalah malah bebas berkeliaran..
BalasHapusInilah kalau hidup, cari celah kelemahan hukum! Hasilnya korupsi dimana-mana!
BalasHapusnice post :10
BalasHapusbener tuh...
BalasHapusjaman sekarang udah ganti jadi jaman berebut kekayaan...
berebut kebenaran udah tertimbun...
oh ya dapet tag loh....di ambil ya kalo mau..
hukumnya sih tidak lemah2 amat yang jadi masalahnya adalah aparat penegak hukumnya yang mungkin lemah2. Salam
BalasHapus